Sebagian filosof berkata: Melahirkan anak adalah perbuatan dosa, karena menyebabkan si anak harus menghadapi berbagai macam cobaan.
"Dalam kitab Al-jami' li Akhlaqi Ar-Rawy wa Adabi As-sami Khotib Al Baghdadi berkata: seorang penuntut ilmu di anjurkan untuk tidak menikah agar tidak di sibukkan dengan urusan rumah tangga atau mencari penghidupan"
"Imam ibnu Aljauzi menjelaskan dalam kitab "Shaidul Khotir hal 177 tentang metode waktu dan tempat yang tepat untuk mengahafal beliau berkata:
"Bagi orang yang sedang mencari ilmu di tuntut untuk sebisa mungkin untuk tidak menikah"
Begitu juga banyak dari ulama-ulama terdahulu yang tidak menikah di karenakan menuntut ilmu. Misalnya Ahmad bin Hambal, tidak menikah sampai umur 40 tahun, Yusuf Al Qawwas, Yusuf adalah orang yang tidak pernah tidur malam selama 40 tahun, dan setiap harinya hanya memakan lima biji kurma saja, dan ia selalu shalat subuh dengan menggunakan whudu' shalat 'isya. Tetapi setelah ia menikah Ummu Abdurrahman, semua itu tidak lagi ia lakukan.
"kemudian Imam Bisyri juga pernah bilang "ILmu akan hilang di antara paha kaum wanita"
Dan masih banyak lagi para ulama yang tidak mau menikah sampai akhir hayatnya. Seperti, Syeikh Al-Badawi, ia tidak mau menikah dengan alasan berjuang dengan ikhlas demi dakwah islamiyah, dan Abdullah bin Abu Najih Almakki, beliau seorang mufassir dan perawi yang dapat dipercaya " namanya: Abu yasar Abdullah bin Abu Najih. Tapi sayang beliau mengikuti faham Qodariyah.
Dan masih banyak lagi. Mereka para ulama tersebut menganggap bahwa dengan menikah akan mengurangi kemantapan dalam menuntut ilmu, karena jika menikah maka sudah pasti akan disbukkan dengan urusan keluarga, dan meninggalkan mencari ilmu, atau dengan menikah peluang untuk itu lebih minim.
Eeits… tunggu dulu.. jangan berfikir macam-macam dulu.. bukan berarti saya setuju dengan pendapat itu.. malah saya sangat tidak setuju dengan ungkapan yang dikatakan oleh sebagian filosof dan para ulama tersebut. karna Rasul bersabda:
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi.
Dalam hadits ini kita sebagai generasi muda islam yang nantinya akan menjadi pemimpin, di anjurkan untuk segera menikah apabila telah mampu, mampu dalam memberikan nafkah, baik itu nafkah lahir maupun batin.
Tapi menurut hemat saya pendapat para sebagian filosof dan ulama yang mengatakan bahwa dengan menikah akan mengurangi semangat dalam menuntut ilmu, pendapat itu ada benarnya juga, karna akal dan logika bisa menerima hal tersebut, logikanya begini, ketika seseorang sedang menuntut ilmu, orang tersebut tidak memikirkan apapun selain pelajaran yang dia terima, nah apabila seseorang itu menikah, berkeluarga, secara otomatis orang tersebut mempunyai pikiran yang lebih berat yang membuat konsentrasi belajar berkurang dan mungkin akan lebih focus memikirkan keluarganya. Dan ini saya yakin anda semua juga sependapat dengan saya.
Nah sekarang bagaimana dengan pendapat yang mengatakan bahwa ketika kita kuliyah kita dilatih untuk hidup mandiri, pada waktu kuliyah semua pekerjaan kita sendiri yang lakukan, mulai dari pekerjaan dapur, mengurus rumah, dan memilih waktu yang tepat untuk belajar. Nah, jadi dengan berkeluarga ketika masih kuliyah termasuk bagian dalam rangka melatih diri, bagaimana caranya mengatur waktu antara belajar dan keluarga. dan ada juga yang berpendapat bahwa dengan berkeluarga ketika kuliyah akan meningkatkan prestasi dan lebih khusu di dalam ibadah.
Menurut logika saya, pendapat ini belum tentu benar sepenuhnya, saya setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa pada saat kuliyah adalah waktu untuk melatih diri dan kepribadian, tapi pendapat yang mengatakan "dengan menikah maka akan meningkatkan prestasi" saya kurang setuju, bagaimana mau berprestasi kalo tiap harinya disibukkan dengan memikirkan keluarga, apalagi jika isri hamil, atao istri lagi sakit, ato keuangan lagi menipis, belum lagi jika mempunyai anak, huuuhh… capek lah pokoknya…! Gak ada keluarga aja udah banyak pikiran.
Bukan maksud saya lebih mengutamakan logika, tetapi didalam menjalani hidup kita juga harus menggunakan akal yang telah Allah berikan, Allah yang memberi rezki, kesehatan, kekuatan, berfikir, dan nikmat-nikmat lainnya. kita percaya sepenuhnya kepada Allah SWT, tetapi untuk mendapatkan semua itu kita dituntut untuk usaha, nah dengan berfikir yang logis, itu termasuk dalam usaha untuk mendapatkan yang kita inginkan, dan tentunya di bantu dengan doa dan tawakal.
Mungkin anda akan mengatakan bahwa saya adalah seorang yang tidak percaya sama janji Tuhan, dan lebih takut kepada nasib dari pada tuhan. Bukanlah maksud saya untuk tidak percaya kepada janji tuhan, tetapi saya mencoba untuk mendapatkan janji tuhan tersebut dengan usaha yang logis. Karna usaha adalah salah satu factor untuk mendapatkan apa yang kita inginkan Sebagai seorang muslim yang percaya dan mengimani rukun iman, saya sangat percaya dengan janji tuhan,
Firman Allah:
"Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman" (Az zumar :52)
Wallahu'alam, semuanya adalah hak cipta dari Allah, apakah Allah akan memberikan rezki kepada orang yang hanya malas-malasan tanpa usaha? Tidak mungkin.. karna Allah telah menjadikan setiap sesuatu itu sebab dan musabab. Dan Apakah Allah akan memberikan rezki kepada orang yang berusaha, berdoa dan tawakal? Maka jawabannya "iya" (wallahu'alam)
Jadi, disini saya mengajak kepada anda semua untuk berusah memikirkan apa yang terbaik untuk kita lakukan sebelum melangkah kedepan, dan membutuhkan teori-teori yang logis sebelum terjun ke medan perang. Semuanya hanya milik Allah SWT,
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Wallahu'alam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar